Bab 9 - Jenis dan Teknik Pengukuran Skala

on Minggu, 08 November 2009


A. JENIS SKALA


1. Skala Nominal

Skala paling sederhana, dimana angka diberikan pada suatu kategori dan tidak menggambarkan kedudukan ketegori tersebut, tapi hanya sebagai kode atau label

Misal :

Jenis kelamin  1: Pria

                         2: Wanita



Jenis tipe produksi yang digunakan dalam perusahaan saudara?

                        0 : Flow Shop

                        1 : Job Shop



2. Skala Ordinal

Skala ini mengurutkan data dari tingkat yang paling rendah ke tingkat yang paling tinggi / sebaliknya dengan interval yang tidak harus sama.




Misal :

Berilah urutan tingkat kepentingan terhadap atribut produk sabun yang saudara pertimbangkan dalam melakukan pembelian.



Atribut
Urutan
Aroma
5
Warna
4
Kemasan
3
fungsi
2
harga
1
Berapa banyak uang yang anda belanjakan untuk makan di luar rumah dalam sebulan?

a. Kurang dari Rp. 50.000,-

b. Rp. 50.000,- sampai dengan Rp. 100.000,-

c. Rp. 100.001,- sampai dengan Rp. 200.000,-

d. Rp. 200.001,- sampai dengan Rp. 300.000,-

e. lebih dari Rp. 300.000,-




3. Skala Interval

Skala ini mengurutkan obyek berdasarkan suatu atribut yang memberikan informasi, dengan interval antara obyek yang satu dengan yang lainnya adalah sama.

Skala interval selain menunjukkan label dan rangking dari tiap kategori jawaban juga dapat menunjukkan perbedaan nilai antar skala. Misal : angka 5 bernilai 5 kali lebih baik atau lebih penting dari angka 1.

Diasumsikan dalam pandangan responden interval 1 dan 2, 2 dan 3, 3 dan 4, dan seterusnya adalah sama.




Misal :

Bagaimanakah keramahan teller dalam memberikan pelayanan ?

a. Sangat Ramah        b. Ramah           c. Biasa-biasa saja

d. Tidak Ramah          e. Sangat Tidak ramah




Apakah anda akan pergi ke Bali pada tahun baru ini?

1.      Pasti tidak pergi

2.    mungkin pergi

3.    hampir pasti pergi

4.    pasti pergi




4. Skala Ratio

sekala ini meliputi ketiga skala yang lain, hanya saja skala ini memiliki nilai nol dan dapat diperbandingkan.

Misal: Agus danBudi memiliki gaji masing-masing Rp. 200.000,- dan Rp. 500.000,-. Ukuran rasionya dapat dihitung seperti gaji Budi adalah 2,5 kali lipat gaji Agus. Gaji ini memiliki titik nol yang sama (misalnya perusahaan tidak menggaji karyawan karena bangkrut, artinya kedua karyawan bergaji Rp. 0,-)




B. TEKNIK PENGUKURAN SKALA

1. Skala Likert

·        Pengukuran terhadap kecocokan dengan skala yang dinyatakan dengan jawaban berjenjang dimana setiap jawaban bisa diberi bobot sesuai dengan intensitasnya.

·        Pertanyaan yang diberikan bersifat tertutup

·        Statement dalam skala likert terdiri dari favorable statement yang menyatakan hal-hal baik dan unfavorable statement yang menyatakan hal-hal yang kurang baik baik pada obyek penelitian.

·        Favorable Statement, skala dimulai dari 1 sampai 5 dan Unfavorable Statement, skala dimulai dari 5 sampai 1, misal



Pernyataan
STS
TS
Netral
S
SS
Teller sangat ramah
1
2
3
4
5
Harga relatif Mahal
5
4
3
2
1


BNI memiliki ATM yang banyak:  



a. Sangat Setuju        b. Setuju           c. Ragu-Ragu

d. Tidak Setuju          e. Sangat Tidak Setuju

2. Skala Penilaian Grafik (Graphic Rating Scale)

·        Jawaban atas pertanyaan yang dituangkakan dalam sebuah grafis

·        Responden mengindikasikan intensitas interaksi mereka dengan menandai poin yang cocok pada garis yang berujungkan 2 poin ekstrem yang berbeda.

·        Posisi garis bisa vertikal dan bisa horisontal, bisa dengan sedikit skala dan bisa dengan banyak skala

Misal: penilaian terhadap penampilan diri seseorang

 

SMP         MP            Biasa         TMP         STMP




3. Skala Penilaian Diskripsi (Discriptive Rating Scale)

Batas terendah dan tertinggi skor (nilai) dari suatu variabel yang ditentukan oleh peneliti

Misal :

Berilah skor terhadap jenis pekerjaan berikut dengan skor antara 10 sampai dengan 100

         Pegawai Negeri                 Guru

         Pegawai Swasta                        Petani




  4. Skala Perbedaan Sematik (Sematic Differential Scale)

·        Pengukuran dengan skala bipolar (skala berlawanan), biasanya menggunakan 7 titik kontinum

·        Favorable Statement, jika berada di sebelah kiri maka skala dimulai dari 7 sampai 1 (Unfavorable Statement), jika berada di sebelah kanan maka skala dimulai dari 1 sampai 7

·        Misal :

Baik  *   *   *   *   *   *   * Buruk

Cepat *   *   *   *   *   *   * lambat

Bagaimana kualitas staf pengajar di Fakultas Ekonomi UNWAMA menurut anda?

Sangat Baik   7   6   5   4   3   2   1  Sangat Buruk




Evaluasi                     Potensi                      Kegiatan

Baik – buruk              Besar – Kecil              Cepat -lambat

Indah – jelek             Berat – Ringan           Cermat - Ceroboh

Bersih – kotor            Pandai – Bodoh           Rajin – Malas




5. Skala Stapel

· Tiap rincian pernyataan hanya dinyatakan dengan satu kata atau satu frase

· Tiap rincian mempunyai 10 tingkat kategori jawaban, tidak ada sikap netral

·        Tiap kategori jawaban mempnyai label angka

·        Misal: Mengukur Citra Departement Store

               +5               +5

               +4               +4

               +3               +3

               +2               +2

    Kasirnya   +1        Harga  +1

    ramah      -1        murah  -1

               -2               -2

               -3               -3

               -4               -4

               -5                5




Bab 8 - Variabel Penelitian




A. PENGERTIAN
1. VARIABEL
Konsep yang memiliki variasi dalam nilai

2. KONSEP
Suatu fenomena secara abstrak yang dibentuk dgn cara generalisasi terhadap sesuatu yang khas.
KONSEP
VARIABEL
Kecerdasan
IQ, IP, Nilai
Produktivitas
Output yang dihasilkan
Kemampulabaan
Laba per periode

B. JENIS VARIABEL
1.  Variabel Kontinu
Variabel yang nilainya dapat ditentukan dengan desimal yang tidak terbatas.
Misal : berat, tinggi, luas, pendapatan
2.  Variabel Diskrit (Discrete)
Variabel yang nilainya tidak dapat ditentukan dengan pecahan /desimal di belakang koma.
Dikotomi: hanya mengandung 2 nilai : jenis kelamin (laki-laki , perempuan), status perkawinan (kawin, tidak kawin)
Politomi : mengandung lebih dari 2 nilai : tk pendidikan, jumlah anak

3.  Variabel Dependent dan Variabel Independent
Variabel Dependent : variabel yang tergantung /terikat atas variabel lain
Variabel Independent : variabel yang tidak tergantung /tidak terikat atas variabel lain
Misal : pengaruh promosi dan distribusi terhadap volume penjualan
          Y = f (X1, X2)
          Y = volume penjualan
          X1 = promosi
          X2 = distribusi

4.  Moderating Variabel
Variabel bebas yang tidak memiliki pengaruh utama terhadap dependent variabel.
Penelitian : analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pembelian produk elektronik
Y = f (X1, X2, X3)
X1 = harga produk elektronik
X2 = tingkat pendapatan
X3 = jenis kelamin

5. Intervening Variable
Seperti halnya moderating variable, tetapi nilainya tidak dapat diukur, seperti: kecewa, gembira, sakit hati

6. Dummy Variable
Variabel boneka, merupakan variabel yang isinya berupa kode-kode yang berfungsi untuk membedakan data yang berbeda pada variabel-variabel tertentu lainnya.

C. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL
Merupakan suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberikan arti atau mendiskripsikan kegiatan, ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut.
Misal: Penelitian tentang “Evaluasi Tingkat Kepuasan Wajib Pajak Terhadap Dimensi Kualitas Pelayanan Pada KPP YK Satu”
  
Difinisi Operasional Variabel:
a. Tingkat Kepuasan
Kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil suatu produk yang ia rasakan disbandingkan dengan harapannya.
Tingkat kepuasan Wajib Pajak ditunjukkan dari kinerja layanan jasa terhadap pelaksanaan  atribut dari dimensi kualitas jasa pelayanan yang diukur dengan penilaian : Sangat Puas, Puas, Cukup Puas, Tidak Puas, Sangat Tidak Puas.

b. Tingkat Kepentingan/Tingkat Harapan
Tingkat kepentingan merupakan penerjemahan dari harapan-harapan Wajib Pajak terhadap atribut dari elemen jasa pelayanan yang diukur dengan penilaian : Sangat penting, Penting, Cukup Penting, Tidak Penting, Sangat Tidak Penting.

c. Dimensi Kualitas Pelayanan Jasa
Dimensi kualiatas  pelayanan jasa terdiri atas: Assurance, Reliability, Emphaty, Responsiveness, dan Tangibles, dengan atribut pada masaing-masing dimensi sebagai berikut:


1). Reliability (Kehandalan)
Yaitu kemamampuan untuk melaksanakan jasa yang dijanjikan dengan terpercaya dan akurat. Dimensi ini terdiri dari atribut yang meliputi: ketepatan pelayanan, keterampilan/profesionalisme pelayanan. Pengukuran meliputi: Sangat Setuju, setuju, Cukup Setuju, tidak Setuju, Sangat Tidak Setuju

2). Responsiveness (Daya Tanggap)
Yaitu kemampuan untuk membantu pelanggan dan memberikan jasa dengan cepat. Dimensi ini terdiri dari atribut yang meliputi : kesediaan membantu, penanganan terhadap keluhan Wajib Pajak.
Pengukuran meliputi: Sangat Setuju, setuju, Cukup Setuju, tidak Setuju, Sangat Tidak Setuju

3). Assurance (Kepastian)
Yaitu pengetahuan dan kesopanan karyawan serta kemampuan mereka untuk menimbulkan kepercayaan dan keyakinan. Dimensi ini terdiri dari atribut yang meliputi: pengetahuan karyawan terhadap informasi yang diperlukan, kesesuaian memenuhi janji, kesiapan dalam memberikan pelayanan.
Pengukuran meliputi: Sangat Setuju, setuju, Cukup Setuju, tidak Setuju, Sangat Tidak Setuju
4). Emphaty (Empati)
Yaitu kesedian untuk peduli, memberi perhatian pribadi bagi konsumen. Dimensi ini terdiri dari atribut yang meliputi: kemampuan berkomunikasi, perhatian terhadap Wajib Pajak, keramahan dan kesopanan.
Pengukuran meliputi: Sangat Setuju, setuju, Cukup Setuju, tidak Setuju, Sangat Tidak Setuju

5). Tangibles (Berwujud)
Yaitu penampilan fasilitas fisik, peralatan, personil, dan materi komunikasi. Dimensi ini terdiri dari atribut yang meliputi: penampilan karyawan, kondisi rauang pelayanan, sarana dan prasarana penunjang.
Pengukuran meliputi: Sangat Setuju, setuju, Cukup Setuju, tidak Setuju, Sangat Tidak Setuju